Perbedaan antara Keuangan dan Akuntansi

11/29/2017
Perbedaan antara Keuangan dan Akuntansi
Perbedaan antara keuangan dan akuntansi seringkali sukar dipahami. Bahkan individu keuangan itu sendiri masih kebingungan dengan perbedaan tersebut. Andaikan ada yang memahami atau berpikir bahwa keuangan itu sama saja dengan akuntansi (accounting), itu merupakan kekeliruan. Jika ada yang memahami keuangan itu sama dengan kegiatan di perbankan (banking), itu lebih salah bin keliru lagi. Jika ada yang berpikir keuangan sama dengan kegiatan tabungan-saham-investasi-reksadana-asuransi, malahan itu lebih ngawur lagi. "Lalu yang benarnya?"

Akuntansi merupakan akuntansi, perbankan merupakan perbankan. Sedangkan tabungan-saham-investasi-reksadana-asuransi, hanya kepingan kecil saja dari bidang keuangan. Supaya tidak meluas kemana-mana (dan makin bertambah bingung), kita akan fokus di wilayah keuangan dan akuntansi saja.


Apa itu Keuangan?

Keuangan merupakan 'seni' menggalang, mengelola dan menghasilkan uang. Jika berbicara mengenai keuangan perusahaan, itu artinya menggalang, mengelola dan mencari uang untuk perusahaan. Jika lingkupnya pribadi, maka keuangan adalah menggalang, mengelola, dan menghasilkan uang untuk pribadi.

Masih terasa sulit untuk dipahami? Seperti sudah disebutkan di awal tulisan, banyak orang yang masih merasa kesulitan dalam memahami perbedaan antara keuangan dan akuntansi, termasuk orang keuangan itu sendiri masih acap kali gamang. Hal tersebut sebenarnya bisa dimaklumi, karena banyak pelaku di bidang keuangan yang hanya fokus pada tugasnya masing-masing saja. Sehingga hanya orang-orang pada level eksekutif saja yang memahami betul batasannya.

Untuk lebih mempermudah dalam memahami apa itu keuangan, definisi keuangan di atas kita uraikan ke dalam uraian sebagai berikut:
  1. Menggalang Uang - Di dalam perusahaan, aktivitas keuangan dimulai dari menggalang uang untuk menjalankan perusahaan. Artinya mencari modal. Modal sumbernya bisa dari: pinjaman (disebut debt) atau penerbitan saham untuk selanjutnya dijual (disebut equity). Pegawai di bagian keuangan terlibat dalam aktivitas ini, antara lain: menganalisa dan memutuskan apakah perusahaan sebaiknya menggunakan modal yang bersumber dari pinjaman, atau menerbitkan saham, atau campuran antara keduanya, untuk kemudian ditindaklanjuti sesuai dengan apa yang telah diputuskan. Aktivitas menggalang dana ini tidak hanya dilakukan pada saat perusahaan didirikan untuk pertamakalinya, melainkan juga pada saat perusahaan sudah beroperasi, khususnya pada saat perusahaan membutuhkan tambahan modal.
  2. Mengelola Uang - Aktivitas berikutnya adalah mengelola uang. Mengelola uang dalam hal ini artinya: mengalokasikan uang yang telah terkumpul untuk kegiatan operasional perusahaan, berapa yang dialokasikan untuk membeli aset (tempat usaha, gedung, mesin, instalasi, dll), berapa yang dialokasikan untuk modal kerja, disebut dengan working capital (disimpan dalam kas, dibelanjakan barang persediaan bahan baku maupun barang jadi, digunakan untuk membayar tenaga kerja, untuk packing, ekspedisi, dll), berapa yang digunakan untuk biaya administrasi dan pemeliharaan perusahan, dan berapa yang diinvestasikan ke perusahaan lain.
  3. Menghasilkan Uang - Setiap badan usaha didirikan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Itu artinya, uang yang telah digalang dan dialokasikan ke dalam berbagai jenis aset dan kegiatan operasional, diharapkan akan kembali (return) dalam jumlah yang lebih besar (laba). Pegawai bagian keuangan bertugas untuk memastikan dana yang telah dialokasikan kembali dalam jumlah yang lebih besar, entah itu dengan menjual produk atau menjual jasa, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang dapat menghasilkan uang kembali.

Selanjutnya uang yang telah kembali, sebagian mungkin dikembalikan ke pemilik aslinya (membayar pinjaman plus bunga dan setor dividen ke pemegang saham), dan sebagian lagi mungkin diinvetasikan (atau bahasa umumnya 'diputar') kembali ke dalam operasional perusahaan. Bagian keuangan bertugas untuk menganalisa dan memutuskan porsi yang paling tepat untuk dilaksanakan. Sehingga, akvitas pengalokasian dimulai lagi, lalu menghasilkan uang lagi, terus bersiklus dari waktu ke waktu.

Masing-masing dari ketiga aktivitas keuangan tersebut terdiri dari 3 fase aktivitas, yaitu:
  • Mengevaluasi (Assessing) - Termasuk dalam aktivitas ini adalah menginventarisasi dan melakukan berbagai analisa, untuk mengetahui bagaimana keadaan perusahaan saat ini, baik faktor di dalam perusahaan itu sendiri (internal factors) maupun faktor yang ada di luar perusahaan yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan (external factors).
  • Merencanakan (Planning) - Data hasil kegiatan evaluasi (assessment) dipergunakan untuk membuat perencanaan, termasuk penjadwalan.
  • Melaksanakan (Executing/Acting) - Selanjutnya rencana yang telah dibuat dan ditetapkan dilaksanakan atau dieksekusi.

Dari apa yang telah dilaksanakan selanjutnya dievaluasi kembali, direncanakan lagi sesuai dengan hasil evaluasi, dijalankan lagi, demikian bersiklus terus dari waktu ke waktu, untuk masing-masing tahapan penggalangan, pengaloaksian dan penghasilan uang.

Dari uraian di atas, jelas tergambar bahwa nyaris setiap orang di dalam perusahaan, sesungguhnya terlibat dengan hal-hal yang terkait dengan urusan keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terlibat yang dimaksudkan di sini adalah: melakukan aktivitas yang berimplikasi atau berkontribusi terhadap urusan keuangan. Mulai dari office boy, satpam hingga level eksekutif.

Hanya saja, ada petugas khusus yang menjadi pelaku utama di bagian keuangan yang fungsinya adalah memastikan semua elemen dalam perusahaan melakukan aktivitas yang mengarah kepada pencapian tujuan perusahaan, yaitu: keuntungan/laba.

"Lalu, apa itu akuntansi?". Mari kita bahas sedikit mengenai akuntansi.

Apa itu Akuntansi dan Apa Hubungannya dengan Keuangan?


Untuk mempersingkat, kita akan langsung uraikan apa itu akuntansi sekaligus kaitannya dengan keuangan. Pada dasarnya, akuntansi adalah kegiatan mengelompokan (classifying), mengukur (measuring), merekam atau mencatat, dalam bahasa teknis akuntansi disebut melakukan 'pengakuan (recognizing)', dan melaporkan (reporting), semua aktivitas keuangan di dalam perusahaan dari awal hingga akhir.

Kita coba ilustrasikan dalam sebuah kasus sederhana:
  1. Saat Penggalangan Uang (pengumpulan modal) - Pada saat proses penggalangan uang untuk keperluan modal terjadi, pastinya dituangkan ke dalam dokumen-dokumen, entah itu berupa akad kredit atau pencetakan lembar saham. Nah pegawai di bagian akuntansi memilih dan memilah dokumen tersebut lalu melakukan penghitungan (measuring) berapa dana yang bersumber dari pinjaman (debt) dan berapa yang berasal dari penerbitan dan penjualan saham (equity). Selanjutnya melakukan pengakuan (recognizing) yang diwujudkan dengan aktivitas pencatatan ke dalam sistem keuangan (software akuntansi atau MRP) perusahaan. Dan, sewaktu-waktu semua aktivitas dalam fase ini disajikann dalam bentuk laporan.
  2. Saat Uang Dialokasikan dan Dipergunakan - Perusahaan beroperasi mempergunakan dana sesuai dengan alokasi anggaran (budget) yang telah dibuat. Proses pengalokasian dilakukan dengan mengeluarkan uang yang ada untuk berbagai keperluan: untuk pembelian aset, modal kerja, administrasi umum dan pemeliharaan. Uang yang keluar tersebut didokumentasikan (diadministrasikan), lalu dipilah-pilah, dihitung, dicatat dan dilaporkan oleh bagian akuntansi. Demikian juga aset yang datang lalu dipergunakan juga didokumentasikan, diklasifikasikan, dihitung, dicatat dan dilaporkan.
  3. Saat Menghasilkan Uang - Menghasilkan uang dalam hal ini tentunya bukan berarti mencetak uang. Melainkan mulai dari proses produksi (untuk manufaktur) atau aktivitas pembuatan jasa untuk kemudian dijual kepada konsumen dan pelanggan, hingga terbayar, uang dihasilkan. Semua proses ini juga didokumentasikan, lalu diukur, dicatat dan dilaporkan oleh bagian akuntansi.


Semua proses yang dilakukan oleh bagian akuntansi inipun bersiklus, mengikuti siklus keuangan perusahaan.

Tidak seperti aktivitas di bagian keuangan yang tidak mempergunakan standar tertentu, di bagian akuntansi semua aktivitas dilakukan mengacu kepada standar akuntansi tertentu, sesuai dengan wilayah yurisdiksinya. Misalnya, para akuntan di Indonesia menggunakan PSAK (pernyataan standar akuntansi keuangan) yang dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Indonesia. Untuk tingkat global, para akuntan menggunakan standar keuangan global, International Accounting Standard (IAS), yang teknis pelaporannya saat ini menggunakan apa yang disebut dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) buatan International Accounting Standard Board (IASB) yang berbasis di London (Inggris).

Penggunaan standar menjadi sangat krusial di wilayah akuntansi, tidak lain karena adanya banyak pihak yang berkepentingan. Bukan hanya untuk internal manajemen perusahaan itu sendiri, tetapi juga untuk pihak-pihak di luar perusahaan (pemerintah, kreditur dan investor termasuk pemegang saham).   

Sehingga secara keseluruhan, dibandingkan dengan bagian keuangan, jelas bagian akuntansi sifatnya lebih teknis. Itu sebabnya menjadi lebih kompleks dan rumit. ***
  

Share this

Tulisan Terkait

Previous
Next Post »

Tidak ada komentar:

Posting Komentar